Recent Posts

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 31 Agustus 2016

WEB SERVER

WEB SERVER


Konfigurasi Web Server Debian 8
         


A. pengertian Web server
       Web server adalah sebuah software yang memberikan layanan berbasis data dan berfungsi menerima permintaan dari HTTP atau HTTPS pada klien yang dikenal dan biasanya kita kenal dengan nama web browser (Mozilla Firefox, Google Chrome) dan untuk mengirimkan kembali yang hasilnya dalam bentuk beberapa halaman web dan pada umumnya akan berbentuk dokumen HTML.

B. Fungsi Web server
        Fungsi utama Server atau Web server adalah untuk melakukan atau akan mentransfer berkas permintaan pengguna melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan sedemikian rupa. halaman web yang diminta terdiri dari berkas teks, video, gambar, file dan banyak lagi. pemanfaatan web server berfungsi untuk mentransfer seluruh aspek pemberkasan dalam sebuah halaman web termasuk yang di dalam berupa teks, video, gambar dan banyak lagi.
Salah satu contoh dari Web Server adalah Apache. Apache (Apache Web Server – The HTTP Web Server) merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan UNIX. Apache mempunyai program pendukung yang cukup banyak. Hal ini memberikan layanan yang cukup lengkap bagi penggunanya.

C. Langkah-langkah instalasi Web server pada debian 8 :
  • Karena kita akan menggunakan web server apache, maka install paket apache terlebih dahulu.
root@debian:~# apt-get install apache2

Konfigurasi Web Server Debian 8 (1)
  •  Tekan "Y" untuk melanjutkan.
  • Pindah ke direktori /var/www.
root@debian:~# cd /var/www
  • Buat file html untuk index web.
root@debian:/var/www# nano index.html

Konfigurasi Web Server Debian 8 (2)
  • Buat saja html sederhana terlebih dahulu, lalu save.
  • Pindah ke direktori sites-enabled apache2.
root@debian:/var/www# cd /etc/apache2/sites-enabled
  • Edit file default yang ada.
root@debian:/etc/apache2/sites-enabled# nano 000-default.conf

Konfigurasi Web Server Debian 8 (3)
  • Tambahkan script di paling bawah seperti gambar diatas, lalu save. 
  • Kemudian restart apachenya.
root@debian:/etc/apache2/sites-enabled# /etc/init.d/apache2 restart
  • Coba uji di web browser client.
Konfigurasi Web Server Debian 8 (4)
Maka akan muncul tampilan sesuai dengan file html yang tadi telah kita buat. Cukup sekian cara konfigurasi web server. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
 

Share:

Selasa, 30 Agustus 2016

Konfigurasi DNS Server Debian 8


       Konfigurasi DNS Server Debian 8

Konfigurasi DNS Server Debian 8
     

      Setelah melakukan Konfigurasi DHCP Server Debian 8, selanjutnya kita akan mengkonfigurasi DNS Server. DNS ini berguna untuk mengganti alamat IP kita menjadi sebuah domain agar saat kita ingin mengakses sesuatu menjadi lebih mudah. Dibandingkan dengan IP yang agak sulit diingat, tentunya karena IP terdiri dari angka-angka yang berbeda. Sedangkan DNS kita mendapat kemudahan, kita bisa mengatur domain sesuai yang kita inginkan.

Untuk pengkonfigurasiannya, ikuti langkah-langkah berikut.

  • Install paket bind9.
root@debian:~# apt-get install bind9
Konfigurasi DNS Server Debian 8 (1)
  • Tekan "Y" untuk melanjutkan.
  • Pindah ke direktori bind untuk memudahkan kita mengkonfigurasinya.
root@debian:~# cd /etc/bind
  • Edit file named.conf.local. 
root@debian:/etc/bind# nano named.conf.local

Konfigurasi DNS Server Debian 8 (2)
  • Setting seperti gambar diatas, lalu save.
  • Copy file db.local menjadi db.faniriski dan db.255 menjadi db.192.
root@debian:/etc/bind# cp db.local db.faniriski
root@debian:/etc/bind# cp db.255 db.192
  • Edit file hasil copy dari db.local.
root@debian:/etc/bind# nano db.faniriski
Konfigurasi DNS Server Debian 8 (3)
  • Setting seperti gambar diatas, lalu save.
  • Edit juga file hasil copy dari db.255.
root@debian:/etc/bind# nano db.192
Konfigurasi DNS Server Debian 8 (4)
  • Setting seperti gambar diatas, lalu save.
  • Edit file resolv.conf.
root@debian:/etc/bind# nano /etc/resolv.conf
Konfigurasi DNS Server Debian 8 (5)
  • Masukan IP DNS, lalu save.
  • Kemudian restart bind9.
root@debian:/etc/bind# /etc/init.d/bind9 restart
  • Coba cek dengan menggunakan nslookup.
Konfigurasi DNS Server Debian 8 (6)
Nah itulah cara pengkonfigurasian DNS Server. seomga bermanfaat dan selamat mencoba.

referensi : http://feverocto.blogspot.co.id/2015/09/konfigurasi-dns-server-debian-8.html
Share:

Kamis, 25 Agustus 2016

CARA SETTING STATIC ROUTING DI CISCO PACKET TRACER

CARA SETTING STATIC ROUTING DI CISCO PACKET TRACER 

 

      Pengertian Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. 
     Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Suatu router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router (dedicated router), atau bisa sebuah PC yang difungsikan sebagai router (PC Router). Manfaat yang didapat jika anda menggunakan PC Router adalah Anda tidak perlu membeli router tambahan sehingga dapat menghemat uang.
       Default Gateway :
Supaya Router bisa meneruskan data, komputer yang ada pada jaringan tersebut harus menugaskan router untuk meneruskan data
Penugasan dilakukan dengan cara setting komputer default gateway ke router
Jika kita tidak melakukan setting default gateway maka dipastikan LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan yang lainnya

    Itulah beberapa pengertian dari kumpulan dalam konfigurasi router statis. Langsung saja kini akan membahas cara routing static.

1.  Siapkan Aplikasi Cisco Packet Tracer terlebih dahulu
2.  Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through : 
a.  Router – Switch
b.  Router – Hub
c.   PC – Switch
d.  PC – Hub 
Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over : 
a.  Router - Router
b.  Router – PC
c.  Switch - Switch
d. Switch – Hub 
3.  Ketentuan pemasangannya adalah :
Router ke router : Serial
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
Switch ke PC : FastEthernet
Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
Setelah persiapan selesai desain jaringan seperti ini contohnya :

Setting Fastethernet dan serial dengan cara CLI :
Router A : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router B : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 193.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router C : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 194.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router A : Serial 2/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router B : Serial 2/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router B : Serial 3/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router C : Serial 3/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
     Pada saat menghubungkan serial, router fery dengan serial 2/0 dan kurniawan serial 2/0, hal ini harus 1 Jaringan namun harus berbeda hostnya dengan catatan harus membedakan IP kelasnya. Saya setting seperti diatas agar mudah mengingatnya.
Setelah selesai setting Router, Kini setting PC1, PC2, dan PC 3
     Fastethernet ( Default Gateway) pada PC 1 Harus diisi dengan IP Fastethernet Router Fery karena PC 1 Terhubung secara langsung ke Router Fery. Begitupun PC 2 dengan Kurniawan, PC3 dengan Saputra.
Setting IP :
PC 1
 PC 2
 PC 3
Setelah selesai, kini tinggal Setting IP Route (STATIC)
Pada pemasangan ini dibutuhkan ketilitian anda. Catatan :
 Network diisi dengan IP TUJUAN dengan Host Terkecil yaitu diisi dengan 0
Contohnya Menuju Router Saputra, Router Saputra memiliki IP Fastethernet : 194.1.1.1, Jadi Penulisannya : 194.1.1.0
Netmask diisi mengikuti Network Apabila Kelas C diisi dengan 255.255.255.0
Next Hop diisi dengan serial terdekat dari Router itu sendiri ( Serial yang Pertama dilewati setelah keluar dari router itu sendiri)
Setelah itu kini kita setting IP Route Statis :
Setting IP Route A :
Router(config)#ip route 193.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2
Setting IP Route B :
Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.1
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.2
Setting IP Route C :
Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1
Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1
Setelah selesai kita coba tes dengan ping di PC. Kita ambil PC1 mengeping IP Fastethernet pada PC 2, dan PC 3.


   Demikian postingan saya kali semoga bermanfaat bagi anda dan selamat mencoba:-)

sumber : http://siiferysaputra.blogspot.co.id/2014/09/cara-setting-static-routing-di-cisco.html

Share:

Selasa, 23 Agustus 2016

Simulasi Konfigurasi InterVLAN Routing melalui CLI pada Cisco Packet Tracer

Simulasi Konfigurasi InterVLAN Routing melalui CLI pada Cisco Packet Tracer 


1. Topologi Jaringan


 

2. Langkah Kerja

1. Pertama-tama kita masuk ke pengaturan interface dari switch yang disambungkan ke router lalu ubah pengaturannya port menjadi trunk dengan memasukkan syntax switchport mode trunk.  
 
 

 
 
2. Kemudian masuk pengaturan pada Router yang akan digunakan untuk merouting jaringan pada VLAN-VLAN tadi. Syntax-syntaxnya seperti gambar di bawah ini.  
 
 
 
 
Keterangan (untuk pengaturan dasar tidak saya beri keterangan, jika belum tahu bisa lihat-lihat dipostingan saya sebelumnya):
int fa 0/0.10                                          
encapsulation dot1q 10                        memakai jenis enkapsulasi 802.1q untuk sub interface fa0/0.10 dengan VLAN 10
ip add 192.168.1.254 255.255.255.0
int fa 0/0.20
encapsulation dot1q 20                       memakai jenis enkapsulasi 802.1q untuk sub interface fa0/0.10 dengan VLAN 10
ip add 192.168.0.254 255.255.255.0
3. Karena tadi kita sudah mengatur ip dari interface virtual pada Router yang akan digunakan sebagai gateway , sekarang kita tinggal memasukkan pengaturan gateway tadi pada Client-client yang tersedia sesuai jaringan masing-masing. Untuk yang di bawah ini merupakan pengaturan pada Client jaringan 192.168.0.0 (staff).
 
 



 Untuk yang ini merupakan pengaturan gateway client pada jaringan 192.168.1.0 (karyawan).







 

3. Pengujian

 1. Lalu untuk tahap selanjutnya adalah mencoba tes menggunakan perintah ping pada masing-masing client ke jaringan lain. Hasilnya seperti di bawah ini. Ini ping dari PC1 ke laptop3.

 
 2.  Lalu untuk yang ini dari PC2 ke laptop6.


Share:

Senin, 22 Agustus 2016

pembuatan Topologi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Treaser.

pembuatan Topologi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Treaser


      Pertama, menghubungkan beberapa  PC terhadap HUB. Pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah HUB dengan menggunakan kabel straight.






 
 
        Kedua, menghubungkan beberapa PC terhadap switch. Pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah switch dengan menggunakan kabel straight. Perbedaan antara HUB dan switch terlihat jelas pada simulasi behwa HUB akan mengirimkan data kepada seluruh PC yang terhubung, walaupun sebelumnya data tersebut telah tertuju. Sedangkan penggunaan Switch terlihat lebih melakukan penyaringan, dimana pengiriman data yang tertuju akan terkirimhanya pada PC yang ditarget.
 
 
 
 
      
       Ketiga, beberapa PC dihubungkan dengan Switch berkombinasi dengan HUB secara terintegrasi. Dimana pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah switch dengan menggunakan kabel straight dan menghubungkan sejumlah PC terhadap HUB. Perbedaan antara HUB dan switch terlihat jelas pada simulasi behwa HUB akan mengirimkan data kepada seluruh PC yang terhubung, walaupun sebelumnya data tersebut telah tertuju. Sedangkan penggunaan Switch terlihat lebih melakukan penyaringan, dimana pengiriman data yang tertuju akan terkirim hanya pada PC yang ditarget.
 
 
 
 
 
      4. Kombinasi yang kompleks dari kumpulan PC yang terhubung dalam kesatuan LAN terhadap switch. Sebuah PC akan melakukan pengiriman dan penyaringan data yang melalui switch.



sumber : http://casrudin7.blogspot.co.id/2013/02/membuat-topologi-jaringan-menggunakan.html
Share:

Cara Cepat Menghitung IP Address Menggunakan VLSM

Cara Cepat Menghitung IP Address Menggunakan VLSM


      VLSM (Variabel Length Subnet Mask) adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah alamat IP yang terbuang. kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask(VLSM).

      Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Berikut contoh penyeleaian kasusnya :

1.  Ruang Utama 1000 host   
       Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet ,untuk  mendapat 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang  dibutuhkan1000 maka cari hasil pemangkatan 1000 or  >= 1000 host.  dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan  gunakan 2^10 = 1024  dan subnet mask 255.255.252.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

255.255.255.255 
255.255.252.    0   _ 
    0.    0.    3.255

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  0.    0
    0.   0.  3.255  +
172. 16.  3.255

Network         : 172.16.0.0/22
IP Pertama    : 172.16.0.1
IP Terakhir    : 172.16.3.254
IP Broadcast : 172.16.3.255
Subnet Mask : 255.255.252.0
2. Ruang Kedua 500 host
       Untuk Ruangan Kedua host  yang dibutuhkan or komputer yang bisa  terhubung dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >=500 host 
yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^9= 512 dan subnet mask 255.255.254.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.254.    0   _
    0.    0.    1.255
    Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  4.    0
 
   0.   0.  1.255  +
172. 16.  5.255

Network           : 172. 16. 4. 0/23
IP Pertama     : 172.16. 4.1
IP Terakhir      : 172.16. 5.254
IP Broadcast  : 172.16.5. 255 
          Subnet Mask : 255.255.254.0 

3. Ruang Server 100 Host
       Nah sekarang untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host,  maka konsep
perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Untuk mendapatkan 100  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 100  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 100 host >=100 host  yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^7= 128 dan subnet mask 255.255.255.127
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.255.128   _
    0.    0.    0.127
    Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  6.    0
 
   0.   0.  0.127  +
172. 16.  6.127         
Network          : 172.16. 6 . 0/25
IP Pertama       : 172.16. 6 . 1       
IP Terakhir       : 172.16. 6 . 126        
IP Broadcast : 172.16 .6 .127             
Subnet Mask : 255.255.255.128
4.  Ruang Server 2 Host
    
Network          : 172.16. 6. 128/30            
IP Pertama     : 172.16. 6. 129
IP Terakhir     : 172.16.6. 130           
IP Broadcast  : 172.16.6.131           
Subnet Mask : 255.255.255.252
 
Share:

IP Addressing dan Subnetting

IP Addressing dan Subnetting

 

                  Memahami Alamat IP

Sebuah alamat IP adalah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat pada jaringan IP. alamat terdiri dari 32 bit biner, yang dapat dibagi menjadi bagian jaringan dan bagian host dengan bantuan subnet mask. 32 bit biner dibagi menjadi empat oktet (1 oktet = 8 bit). Setiap oktet dikonversi ke desimal dan dipisahkan oleh titik (dot). Untuk alasan ini, alamat IP dikatakan dinyatakan dalam format desimal bertitik (misalnya, 172.16.81.100). Nilai dalam setiap oktet berkisar dari 0 sampai 255 desimal, atau 00000000-11111111 biner.

                      Masker jaringan

Sebuah topeng jaringan membantu Anda mengetahui bagian mana dari alamat mengidentifikasi jaringan dan bagian mana dari alamat mengidentifikasi node. Kelas A, jaringan B, dan C memiliki masker default, juga dikenal sebagai masker alami, seperti yang ditunjukkan di sini:
  Kelas A: 255.0.0.0
 Kelas B: 255.255.0.0
 Kelas C: 255.255.255.0 
Alamat IP pada kelas A jaringan yang belum subnet akan memiliki alamat / mask pasangan mirip dengan: 8.20.15.1 255.0.0.0. Dalam rangka untuk melihat bagaimana topeng membantu Anda mengidentifikasi jaringan dan simpul bagian dari alamat, mengkonversi alamat dan masker untuk bilangan biner.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000 
Setelah Anda memiliki alamat dan mask diwakili dalam biner, maka identifikasi jaringan dan host ID lebih mudah. Alamat bit yang telah sesuai mask bit set ke 1 mewakili ID jaringan. Alamat bit yang sesuai topeng bit diatur ke 0 mewakili node ID.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
             -----------------------------------
              id net |  tuan id             

 netid = 00001000 = 8
 hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1 

                   memahami Subnetting

Subnetting memungkinkan Anda untuk membuat beberapa jaringan logis yang ada dalam Kelas A, B, atau C jaringan tunggal. Jika Anda tidak subnet, Anda hanya dapat menggunakan satu jaringan dari Kelas A, B, atau C jaringan Anda, yang tidak realistis. Setiap data yang menghubungkan pada jaringan harus memiliki ID jaringan yang unik, dengan setiap simpul pada link menjadi anggota jaringan yang sama. Jika Anda melanggar jaringan utama (Kelas A, B, atau C) menjadi subnetwork yang lebih kecil, memungkinkan Anda untuk membuat jaringan interkoneksi subnetwork. Setiap data link pada jaringan ini akan memiliki ID jaringan / subnetwork yang unik. Setiap perangkat, atau gateway, yang menghubungkan jaringan n / subnetwork memiliki alamat IP n yang berbeda, satu untuk setiap jaringan / subnetwork bahwa interkoneksi.

Catatan: Ada dua cara untuk menunjukkan topeng ini. Pertama, karena Anda menggunakan tiga bit lebih dari "alam" Kelas C topeng, Anda dapat menunjukkan alamat ini sebagai memiliki subnet mask 3-bit. Atau, kedua, topeng 255.255.255.224 juga dapat dinyatakan sebagai / 27 karena ada 27 bit yang diatur dalam topeng. Metode kedua ini digunakan dengan CIDR . Dengan metode ini, salah satu jaringan ini dapat digambarkan dengan notasi prefix / length. Misalnya, 204.17.5.32/27 menunjukkan jaringan 204.17.5.32 255.255.255.224. Saat yang tepat, notasi prefix / length digunakan untuk menunjukkan topeng di seluruh sisa dokumen ini.

                       VLSM Contoh

Dalam semua contoh sebelumnya subnetting, perhatikan bahwa subnet mask yang sama diterapkan untuk semua subnet. Ini berarti bahwa setiap subnet memiliki jumlah yang sama dari alamat host yang tersedia. Anda dapat perlu ini dalam beberapa kasus, tetapi, dalam banyak kasus, memiliki subnet mask yang sama untuk semua subnet berakhir membuang-buang ruang alamat. Misalnya, dalam Contoh Latihan 2 bagian, jaringan kelas C dibagi menjadi delapan subnet dengan ukuran yang sama; Namun, masing-masing subnet tidak memanfaatkan semua alamat host yang tersedia, yang menghasilkan ruang alamat terbuang. Gambar 4 mengilustrasikan ruang alamat terbuang ini.
Gambar 4

Gambar 4 mengilustrasikan bahwa dari subnet yang sedang digunakan, NetA, NETC, dan NETD memiliki banyak ruang alamat host yang tidak terpakai. Ada kemungkinan bahwa ini adalah desain yang disengaja akuntansi untuk pertumbuhan di masa depan, tetapi dalam banyak kasus ini hanya sia-sia ruang alamat karena fakta bahwa subnet mask yang sama digunakan untuk semua subnet.
Variabel Length Subnet Masks (VLSM) memungkinkan Anda untuk menggunakan masker yang berbeda untuk setiap subnet, sehingga menggunakan ruang alamat efisien.


                                 CIDR

Classless Interdomain Routing (CIDR) diperkenalkan dalam rangka meningkatkan kedua alamat pemanfaatan ruang dan routing skalabilitas di Internet. Hal itu diperlukan karena pesatnya pertumbuhan Internet dan pertumbuhan tabel routing IP diadakan di router Internet.
CIDR bergerak jalan dari kelas IP tradisional (Kelas A, Kelas B, Kelas C, dan seterusnya). Dalam CIDR, jaringan IP diwakili oleh awalan, yang merupakan alamat IP dan beberapa indikasi panjang topeng. Panjang berarti jumlah masker paling kiri bersebelahan bit yang ditetapkan untuk satu. Sehingga jaringan 172.16.0.0 255.255.0.0 dapat direpresentasikan sebagai 172.16.0.0/16. CIDR juga menggambarkan arsitektur Internet lebih hirarkis, dimana setiap domain mengambil alamat IP-nya dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan untuk summarization dari domain yang akan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika sebuah ISP memiliki jaringan 172.16.0.0/16, maka ISP dapat menawarkan 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24, dan sebagainya untuk pelanggan. Namun, ketika iklan untuk penyedia lain, ISP hanya perlu beriklan 172.16.0.0/16.


sumber :  https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/routing-information-protocol-rip/13788-3.html&prev=search
Share:

Latest Reviews

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Tags

Link list 4

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Categories

Link list 2

Translate

Labels

Blogger templates